Hanya ada satu perbedaan antara orang yang poligami dan yang tidak: Orang yang poligami mengikuti dorongannya untuk memiliki pasangan lebih dari satu
Secara natural, ternyata manusia bukanlah mahluk yang setia. Tentunya definisi setia yang saya gunakan di sini adalah definisi setia yang sangat ketat, yaitu, benar-benar menutup diri kepada hubungan cinta (romantic relationship), atau hal-hal yang mungkin akan berkembang menjadi hubungan cinta, di luar hubungan yang telah dimiliki. Kenapa saya katakan manusia tidak setia? Karena secara natural, manusia cenderung memperhatikan lingkungannya untuk mencari orang-orang yang potensial untuk menjadi pasangan cintanya, walau pun pada saat itu dia sudah memiliki pasangan.
Nando Pelusi, seorang psikolog klinis, menemukan bahwa manusia seringkali menciptakan ‘asuransi cinta’ bagi dirinya. Yaitu, mendekati atau sekedar memikirkan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk menjadi pasangan dirinya, sebagai cadangan jika hubungan yang telah dimiliki manusia itu saat ini kandas. Bahkan, ditemukan bahwa ternyata banyak pemakai jasa layanan pencari pasangan di internet (online dating) sebenarnya sudah berada dalam ikatan pernikahan.
Alasan dari perilaku ini diperkirakan adalah warisan dari evolusi. Manusia, demi memastikan agar dirinya dapat berreproduksi, akan membawa dirinya sejauh mungkin dari kemungkinan tidak memiliki pasangan. Artinya, memiliki ikatan cinta dengan seseorang rupanya tidak cukup untuk membuat seorang manusia merasa aman. Dia tetap merasa harus memiliki ‘jaring pengaman’ andaikata dia terlepas dari hubungan ini.
Hanya saja, memikirkan orang lain (yang mungkin dapat menjadi pasangan anda) saat anda sudah memiliki pasangan, tidak berarti seseorang tidak dapat berkomitmen pada hubungan yang sedang dijalani. Tapi, kedua pasangan harus benar-benar memfokuskan dirinya pada hubungan yang sedang dijalani. Mereka harus secara aktif mencintai pasangannya, dan dapat menerima si pasangan apa adanya. Kalau tidak? Kita mengenal yang namanya selingkuh dan ketidaksetiaan, bukan? Apalagi, kalau mendapat sokongan dari budaya, perilaku poligamilah yang akan terjadi.
Sebagai penutup, Arriaga dan Agnew, peneliti psikologi sosial, mengatakan bahwa salah satu syarat sebuah hubungan dapat dipertahankan saat pasangan itu bertengkar adalah, bahwa orang lain yang berpotensi menjadi pasangan baru tidak “available”. (Dion)
Nando Pelusi, seorang psikolog klinis, menemukan bahwa manusia seringkali menciptakan ‘asuransi cinta’ bagi dirinya. Yaitu, mendekati atau sekedar memikirkan orang-orang yang memenuhi persyaratan untuk menjadi pasangan dirinya, sebagai cadangan jika hubungan yang telah dimiliki manusia itu saat ini kandas. Bahkan, ditemukan bahwa ternyata banyak pemakai jasa layanan pencari pasangan di internet (online dating) sebenarnya sudah berada dalam ikatan pernikahan.
Alasan dari perilaku ini diperkirakan adalah warisan dari evolusi. Manusia, demi memastikan agar dirinya dapat berreproduksi, akan membawa dirinya sejauh mungkin dari kemungkinan tidak memiliki pasangan. Artinya, memiliki ikatan cinta dengan seseorang rupanya tidak cukup untuk membuat seorang manusia merasa aman. Dia tetap merasa harus memiliki ‘jaring pengaman’ andaikata dia terlepas dari hubungan ini.
Hanya saja, memikirkan orang lain (yang mungkin dapat menjadi pasangan anda) saat anda sudah memiliki pasangan, tidak berarti seseorang tidak dapat berkomitmen pada hubungan yang sedang dijalani. Tapi, kedua pasangan harus benar-benar memfokuskan dirinya pada hubungan yang sedang dijalani. Mereka harus secara aktif mencintai pasangannya, dan dapat menerima si pasangan apa adanya. Kalau tidak? Kita mengenal yang namanya selingkuh dan ketidaksetiaan, bukan? Apalagi, kalau mendapat sokongan dari budaya, perilaku poligamilah yang akan terjadi.
Sebagai penutup, Arriaga dan Agnew, peneliti psikologi sosial, mengatakan bahwa salah satu syarat sebuah hubungan dapat dipertahankan saat pasangan itu bertengkar adalah, bahwa orang lain yang berpotensi menjadi pasangan baru tidak “available”. (Dion)
27 Juli 2008 pukul 08.56
yon.. bagus blognya!! you should do more promotion so more people would read it. it's good!! keep writing! kapan2 gue jg sumbang artikel dong..
27 Juli 2008 pukul 11.09
dion.. judul lo panjangnya 24 kata.. skripsi aja maksimal ga sampe belasan (gue lupa berapa). hehehe..
hmm, jadi secara ga langsung tidak ada kata 'I love you forever and ever' dong?
28 Juli 2008 pukul 19.27
untuk fitri: thanks:)
untuk pane: i love u forever and ever? none whatso-friggin'-ever!!!
hehehe...
sori balesnya pendek, komputer gue lagi ga beres, tiba2 windowsnya suka nutup sendiri.
28 Juli 2008 pukul 21.27
"Manusia, demi memastikan agar dirinya dapat berreproduksi, akan membawa dirinya sejauh mungkin dari kemungkinan tidak memiliki pasangan."
v
v
v
Balik lagi ke filsafat lama, manusia bertanggung jawab atas keberlangsungan spesiesnya. Dan balik lagi ke pemikiran lama, kagak ada yang mau jadi perawan/perjaka/janda/duda kelamaan.
31 Juli 2008 pukul 09.05
wew, menarik juga yah...
kalo memang pada dasarnya (menurut hukum evolusi) manusia pasti akan mencari jodoh untuk memiliki keturunan, kok masih ada yah orang yang tahan hidup gak nikah yah?
3 Agustus 2008 pukul 08.01
untuk Nia:
gue ga bisa lebih setuju lagi. hehe...
Untuk Virgy:
yah, itulah efek samping dari kebebasan berkehendak manusia (free will). kan kebebasan berkehendak datang setelah insting reproduksi datang (free will datang di akhir evolusi manusia), sebagai tanda kemajuan otak manusia. ya, yang lebih canggih bisa menguasai yang lebih primitif, dong.
11 Agustus 2008 pukul 01.48
"syarat sebuah hubungan dapat dipertahankan saat pasangan itu bertengkar adalah, bahwa orang lain yang berpotensi menjadi pasangan baru tidak available".
emang bnr ya??darimana tuh??
jd sbnarnya suatu hubungan bisa bertahan hanya krn ada 1 orang saja yg available utk kita??
trus kalo ada sseorang yg bisa mmpertahankan hubungan dgn kondisi bertengkar, sedangkan ada bberapa org yg available utk dia,,gmna tuh??
22 Agustus 2008 pukul 22.43
Kierkegaard will have a say on this. ;p