Kini semua orang tahu mengenai Verry Idham alias Ryan dari Jombang karena akhir-akhir ini media santer memberitakannya akibat dari perilaku membunuh pasangan homoseksualnya. Diawali dari Heri Santoso yang ia bunuh dengan alasan Heri mau membayar mahal untuk bisa jalan sama pacarnya Ryan sampai kemudian ditemukan tiga mayat lainnya di rumah orang tuanya sehingga rasanya ini bukan masalah seorang homoseks yang cemburu saja.
Media menyangkutpautkan Ryan dengan tiga hal: psikopat, pembunuh berantai, dan homoseksual. Entah dari mana ada asumsi ia benar-benar psikopat, bisa jadi dari kriminolog atau ahli forensik - yang sebaiknya jangan dipercaya dulu sebelum ia diperiksa oleh seorang psikolog. Tapi jika asumsi itu benar, lalu apakah itu psikopat, pembunuh berantai, homoseksual, dan apakah kaitannya?
Apa itu psikopat?
Psikopat adalah bentuk kekacauan mental ditandai tidak adanya integrasi pribadi; orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum (karena sepanjang hayatnya dia hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral).
Psikopat berbeda dengan orang normal dan berbeda dari pelaku kriminal yang 'normal'. Tidak hanya berbeda karena tindakannya tetapi berbeda secara emosi, motivasi, dan proses berpikir. Pertama, perilaku mereka bukan sekedar perilaku impulsif, tetapi hampir tanpa motivasi atau dimotivasi oleh tujuan yang tidak dimengerti. Kedua, psikopat mempunyai emosi yang dangkal. Mereka kekurangan cinta, kesetiaan, kekurangan empati, dan rasa tidak bersalah. Ketiga, mereka tidak bisa melakukan penilaian dan tidak bisa belajar dari kesalahan dalam pengalaman hidup. Psikopat tidak memikirkan konsekuensi dari perilakunya. Misalnya orang normal, ketika mendapat hukuman dari tindakannya, akan berhenti untuk melakukan tindakan tersebut atau akan mengulangnya tapi dalam cara agar tidak ketahuan oleh orang lain. Sedangkan orang psikopat, akan terus mengulang lagi dan lagi, dengan cara yang sama, meskipun mereka telah dihukum karena melakukan tindakan itu. Jadi, mungkin jika Ryan atau siapapun adalah seorang psikopat, penjara tidak akan membuatnya jera (tapi sepertinya kemungkinan dieksekusi lebih besar dibandingkan ia dipenjara 20 tahun) Terakhir, para psikopat terlihat meyakinkan dari luar. Maksudnya, karena mereka tidak memiliki perasaan cemas dan perasaan bersalah, mereka bisa berbohong, mencuri, berbuat curang, dan lainnya. Ini mendukung pernyataan seorang psikolog yang pernah diwawancara (itu lho psikolog yang duduk di kursi roda) bahwa Ryan membunuh karena dia cemburu dengan pasangan homoseksualnya itu bohong besar. Itu hanya alibi untuk menutupi perilakunya atau trigger dari perilakunya. Dan jangan percaya dengan tampilan kalem dan lemah lembutnya karena orang psikopat mampu mengontrol sikapnya.
Apa itu pembunuhan berantai?
Kebanyakan para pembunuh berantai mengalami penyiksaan ketika kecil dan ketika mereka dewasa, mereka ketergantungan pada obat dan alkohol. Mereka cenderung charming, karismatik, pintar, dan cenderung memilih tipe dari korbannya.
Kebanyakan pembunuh berantai adalah sadis dalam perilaku seksual. Mereka menyiksa dan menyakiti korbannya secara seksual. Bedanya dengan orang yang memiliki kepribadian antisosial adalah orang yang antisosial melakukan kekerasan sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan seperti seks, obat, uang, dan lainnya, sedangkan psikopat melakukan kekerasan untuk mendapatkan nikmatnya dari membunuh. Seorang ahli forensik bilang bahwa banyaknya sayatan dangkal di dadanya Heri Susanto. Ia berkata, "Artinya tersangka menikmati perbuatannya." Dan ada teori yang menyatakan bahwa pelaku psikopat - ketika menikmati pembunuhan - mereka teringat dengan orang yang telah melakukan kekerasan kepadanya ketika ia kecil.
Para psikopat yang membunuh banyak orang sama seperti orang normal. Martens (2002) bilang bahwa pelaku psikopat mencintai (love) pasangan mereka, anak mereka, orang tua, dan binatang peliharaan. Tapi tidak seperti orang sehat, mereka memiliki kesulitan untuk mencintai (loving) dan percaya dengan dunia di luarnya. Mereka hidup dengan penderitaan seperti kehidupan keluarga yang tidak baik, orang tua yang menyiksa, hubungan yang tidak baik, perpisahan dan perceraian, atau lingkungan rumah yang buruk.
Pembunuh psikopat tidak melihat perilaku mereka itu salah. Malah, mereka merasa diri mereka adalah korban. Contohnya Ryan, ia merasa jadi korban yang membela diri dan membela pacarnya sehingga ia membunuh Heri. Para psikopat percaya bahwa seluruh dunia melawannya. Ada juga pembunuh psikopat yang membunuh korbannya bukan untuk memuaskan keinginannya membunuh, tapi mereka membutuhkan seorang teman. Seperti Dennis Nilsen - pelaku psikopat - yang berkata bahwa ia merasa nyaman tinggal dengan mayat daripada hidup dengan orang lain karena mayat tidak akan mengacuhkannya. Ini menjelaskan kalau ia merasa kesepian dan mengalami isolasi sosial sebagai hal yang sangat menyakitkan, namun diekspresikan dengan kekerasan.
Hubungan psikopat dengan homoseksual?
Saya pikir, homoseksual menjadi kambing hitam sebagai akibat perlaku Ryan. Issue yang muncul adalah homoseksual itu kejam dan memiliki kecenderungan membunuh jika sudah sakit hati. Issue ini akan berbeda jika yang membunuh seorang lesbian atau kuli bangunan. Saya tidak setuju kalau ini disangkutpautkan dengan orientasi seksual seseorang. Karena bisa jadi, saya yang heteroseksual pun bisa membunuh karena sakit hati (semoga tidak). Tapi bisa jadi kejadian ini menguatkan teori dalam buku Kartini Kartono bahwa salah satu simptom (gejala) psikopat adalah sering dicirikan dengan penyimpangan seksualitas dalam bentuk homoseksual, transvestism, pedofil, fetishm, sadism, serangan atau perkosaan seksual, pembunuhan dan pengerusakan jasad karena motif seks. Kalau dilihat dari pembunuhan dan pengerusakan jasad karena motif seks, ini klop pernyataan ahli forensik itu bahwa seorang pembunuh yang merusak alat kelamin korban, pasti memiliki motif seksual.
Di Amerika, banyak kasus psikopat yang membunuh secara berantai korbannya karena motif seksual. Pembunuhan berantai pertama dilakukan oleh Gilles de Rais pada abad 15, dimana ia membunuh lebih dari 800 anak kecil. Ia memuaskan dirinya dengan memutilasi korban dan kemudian ia melakukan hubungan seksual dengan mayat-mayatnya. Tapi apakah bisa ditarik kesimpulan kalau Ryan juga melakukan hubungan seksual sebelum/sesudah dengan para korbannya, jika dilihat dari korban yang hampir semuanya laki-laki dewasa? Selain itu, banyak pembunuhan dilakukan kepada anak-anak jalanan. Bisa karena mereka anak-anak (pelakunya pedofil) dan tidak ada orang yang memedulikan anak-anak jalanan sehingga kemungkinan ditangkapnya kecil.
Btw, media itu lucu ya. Ada beberapa berita yang bilang 'Kasus RY', tapi ada yang blak-blakan bilang 'Kasus Verry Idham alias Ryan'. Rasanya, nama samaran sudah tidak ada gunanya lagi.
Anyways, walaupun membuat saya mual ketika menulisnya, kasus seperti ini sangat menarik!
-Nia-
Source: Picture
Apa itu psikopat?
Psikopat adalah bentuk kekacauan mental ditandai tidak adanya integrasi pribadi; orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral, selalu konflik dengan norma sosial dan hukum (karena sepanjang hayatnya dia hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral).
Psikopat berbeda dengan orang normal dan berbeda dari pelaku kriminal yang 'normal'. Tidak hanya berbeda karena tindakannya tetapi berbeda secara emosi, motivasi, dan proses berpikir. Pertama, perilaku mereka bukan sekedar perilaku impulsif, tetapi hampir tanpa motivasi atau dimotivasi oleh tujuan yang tidak dimengerti. Kedua, psikopat mempunyai emosi yang dangkal. Mereka kekurangan cinta, kesetiaan, kekurangan empati, dan rasa tidak bersalah. Ketiga, mereka tidak bisa melakukan penilaian dan tidak bisa belajar dari kesalahan dalam pengalaman hidup. Psikopat tidak memikirkan konsekuensi dari perilakunya. Misalnya orang normal, ketika mendapat hukuman dari tindakannya, akan berhenti untuk melakukan tindakan tersebut atau akan mengulangnya tapi dalam cara agar tidak ketahuan oleh orang lain. Sedangkan orang psikopat, akan terus mengulang lagi dan lagi, dengan cara yang sama, meskipun mereka telah dihukum karena melakukan tindakan itu. Jadi, mungkin jika Ryan atau siapapun adalah seorang psikopat, penjara tidak akan membuatnya jera (tapi sepertinya kemungkinan dieksekusi lebih besar dibandingkan ia dipenjara 20 tahun) Terakhir, para psikopat terlihat meyakinkan dari luar. Maksudnya, karena mereka tidak memiliki perasaan cemas dan perasaan bersalah, mereka bisa berbohong, mencuri, berbuat curang, dan lainnya. Ini mendukung pernyataan seorang psikolog yang pernah diwawancara (itu lho psikolog yang duduk di kursi roda) bahwa Ryan membunuh karena dia cemburu dengan pasangan homoseksualnya itu bohong besar. Itu hanya alibi untuk menutupi perilakunya atau trigger dari perilakunya. Dan jangan percaya dengan tampilan kalem dan lemah lembutnya karena orang psikopat mampu mengontrol sikapnya.
Apa itu pembunuhan berantai?
Kebanyakan para pembunuh berantai mengalami penyiksaan ketika kecil dan ketika mereka dewasa, mereka ketergantungan pada obat dan alkohol. Mereka cenderung charming, karismatik, pintar, dan cenderung memilih tipe dari korbannya.
Kebanyakan pembunuh berantai adalah sadis dalam perilaku seksual. Mereka menyiksa dan menyakiti korbannya secara seksual. Bedanya dengan orang yang memiliki kepribadian antisosial adalah orang yang antisosial melakukan kekerasan sebagai cara untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan seperti seks, obat, uang, dan lainnya, sedangkan psikopat melakukan kekerasan untuk mendapatkan nikmatnya dari membunuh. Seorang ahli forensik bilang bahwa banyaknya sayatan dangkal di dadanya Heri Susanto. Ia berkata, "Artinya tersangka menikmati perbuatannya." Dan ada teori yang menyatakan bahwa pelaku psikopat - ketika menikmati pembunuhan - mereka teringat dengan orang yang telah melakukan kekerasan kepadanya ketika ia kecil.
Para psikopat yang membunuh banyak orang sama seperti orang normal. Martens (2002) bilang bahwa pelaku psikopat mencintai (love) pasangan mereka, anak mereka, orang tua, dan binatang peliharaan. Tapi tidak seperti orang sehat, mereka memiliki kesulitan untuk mencintai (loving) dan percaya dengan dunia di luarnya. Mereka hidup dengan penderitaan seperti kehidupan keluarga yang tidak baik, orang tua yang menyiksa, hubungan yang tidak baik, perpisahan dan perceraian, atau lingkungan rumah yang buruk.
Pembunuh psikopat tidak melihat perilaku mereka itu salah. Malah, mereka merasa diri mereka adalah korban. Contohnya Ryan, ia merasa jadi korban yang membela diri dan membela pacarnya sehingga ia membunuh Heri. Para psikopat percaya bahwa seluruh dunia melawannya. Ada juga pembunuh psikopat yang membunuh korbannya bukan untuk memuaskan keinginannya membunuh, tapi mereka membutuhkan seorang teman. Seperti Dennis Nilsen - pelaku psikopat - yang berkata bahwa ia merasa nyaman tinggal dengan mayat daripada hidup dengan orang lain karena mayat tidak akan mengacuhkannya. Ini menjelaskan kalau ia merasa kesepian dan mengalami isolasi sosial sebagai hal yang sangat menyakitkan, namun diekspresikan dengan kekerasan.
Hubungan psikopat dengan homoseksual?
Saya pikir, homoseksual menjadi kambing hitam sebagai akibat perlaku Ryan. Issue yang muncul adalah homoseksual itu kejam dan memiliki kecenderungan membunuh jika sudah sakit hati. Issue ini akan berbeda jika yang membunuh seorang lesbian atau kuli bangunan. Saya tidak setuju kalau ini disangkutpautkan dengan orientasi seksual seseorang. Karena bisa jadi, saya yang heteroseksual pun bisa membunuh karena sakit hati (semoga tidak). Tapi bisa jadi kejadian ini menguatkan teori dalam buku Kartini Kartono bahwa salah satu simptom (gejala) psikopat adalah sering dicirikan dengan penyimpangan seksualitas dalam bentuk homoseksual, transvestism, pedofil, fetishm, sadism, serangan atau perkosaan seksual, pembunuhan dan pengerusakan jasad karena motif seks. Kalau dilihat dari pembunuhan dan pengerusakan jasad karena motif seks, ini klop pernyataan ahli forensik itu bahwa seorang pembunuh yang merusak alat kelamin korban, pasti memiliki motif seksual.
Di Amerika, banyak kasus psikopat yang membunuh secara berantai korbannya karena motif seksual. Pembunuhan berantai pertama dilakukan oleh Gilles de Rais pada abad 15, dimana ia membunuh lebih dari 800 anak kecil. Ia memuaskan dirinya dengan memutilasi korban dan kemudian ia melakukan hubungan seksual dengan mayat-mayatnya. Tapi apakah bisa ditarik kesimpulan kalau Ryan juga melakukan hubungan seksual sebelum/sesudah dengan para korbannya, jika dilihat dari korban yang hampir semuanya laki-laki dewasa? Selain itu, banyak pembunuhan dilakukan kepada anak-anak jalanan. Bisa karena mereka anak-anak (pelakunya pedofil) dan tidak ada orang yang memedulikan anak-anak jalanan sehingga kemungkinan ditangkapnya kecil.
Btw, media itu lucu ya. Ada beberapa berita yang bilang 'Kasus RY', tapi ada yang blak-blakan bilang 'Kasus Verry Idham alias Ryan'. Rasanya, nama samaran sudah tidak ada gunanya lagi.
Anyways, walaupun membuat saya mual ketika menulisnya, kasus seperti ini sangat menarik!
-Nia-
Source: Picture
27 Juli 2008 pukul 01.26
Hati-hati, Fakultas Psikologi UI sudah mulai melahirkan lulusan-lulusan yang PSIKOPAT!!! :D
*ditimpuk*
Soal kasus Ryan ini, SEANDAINYA (we still don't know for sure) homoseksual memang ada kaitannya dengan perilaku psikopatnya, menurut saya itu bukan kondisi homoseksualitasnya per se.
Harus dipertimbangkan pula efek dari stereotipe negatif masyarakat mengenai 'gay/lesbian'. Yang jelas itu membuat kaum homoseksual seperti Ryan lebih rentan terkena stres, depresi, dan entah efek negatif apa lagi.
...yang membuat saya kepikiran satu hal: Mungkinkah persepsi sebagai kelompok tertindas berkaitan dengan kecenderungan agresi seorang homoseksual?
Kalau dalam konteks rasial dan ekonomi, rasanya di Indonesia sudah banyak contohnya... tapi saya gak yakin persepsi akan status ras/ekonomi bisa disamakan dengan orientasi seks...
Nevertheless, yep, this is definitely interesting.
28 Juli 2008 pukul 02.19
bah. bahkan orang yang terlihat normal non homo/lesbi pun bisa melakukan tindakan yang sama.
mungkin Ryan = robot gedek versi lain.
tapi apakah kebanyakan psikopat itu terlahir di bawah pressure orang tua/lingkungan? ini yang bikin gw sering bertanya semenjak nonton film Cell ataupun baca Bird Man.
28 Juli 2008 pukul 21.20
@vendy: Maksudnya, selain bukan orang tua/lingkungan, dia jahat dari "sono"-nya gitu?
30 Juli 2008 pukul 20.16
@nia: ga ada asap tanpa api kan? :p
tapi, kalo bicara soal "dari sono" (ato kodrat or whatever lah), kayaknya itu hal terakhir yang akan tersirat di pikiran gw...
1 Agustus 2008 pukul 20.00
@vendy: tapi kodrat itu tidak scientific, ven... :D
Ah, toh pada akhirnya, hasil dari pemeriksaan psikologis si ryan ini dia normal. Huhueheuh. Semua asumsi runtuh, kecuali homoseksualnya.
3 Agustus 2008 pukul 21.02
Yah.. ternyata hasilnya normal yak?