Psikologi Indonesia Goes Blogging

Blog yang berisi mengenai semua hal yang berkaitan dengan Psikologi ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai Psikologi kepada masyarakat Indonesia dalam bentuk bacaan ringan.

Setelah selesai menyontreng untuk Pemilu Legislatif tanggal 9 April kemarin, kita akan segera masuk bilik suara lagi untuk memilih calon presiden negara ini. Pemilihan presiden Indonesia yang sekarang ini adalah kali kedua bagi kita untuk memilih presiden secara langsung. Jadi, belum banyak data yang bisa dipakai untuk memprediksi siapa kira-kira pemenang ajang puncak pesta demokrasi lima tahun sekali itu.

Tapi, jangan khawatir. Negara sahabat kita, Amerika, sudah berkali-kali memilih presidennya secara langsung. Mereka sudah punya beberapa prediktor untuk mengira-ngira pemenang pemilu Presiden. Dibawah ini Psigoblog sajikan beberapa yang menarik.

Tinggi

Oh, suka yang tinggi-tinggi? Bagi orang Amerika, jawabannya adalah: Ya! Percaya atau tidak, tinggi badan adalah modal yang cukup penting kalau anda mau jadi presiden Amerika Serikat. Hanya 6-7 orang presiden AS yang tingginya hampir sama dengan orang kebanyakan. Sisanya jangkung-jangkung. Lihat saja Clinton, Ronald Reagan, bahkan George Washington. Rata-rata tinggi mereka diatas 1,8 meter.

Memangnya apa hubungan tinggi badan dan kemampuan seseorang untuk menjadi presiden? Tidak ada.

Tapi itu kalau pemilihan presiden berdasarkan kemampuan seseorang. Dalam demokrasi, pemilihan pemimpin dilakukan secara voting. Jadi, faktor yang menentukan seseorang untuk jadi presiden bukanlah kemampuan, tapi “kemampuan” untuk mendapatkan vote masyarakat.

Nah, tinggi badan membuat seorang terlihat menarik sehingga dapat MENARIK vote masyarakat. Hal ini karena orang yang tinggi biasanya dianggap memiliki kemampuan leadership yang baik serta maskulin.

Stereotipe ini mungkin tidak benar. Tapi, kan, masyarakat tidak melihat kehidupan sehari-hari si capres. Yang terlihat hanya tinggi badan. Jadi masyarakat “percaya” saja sama stereotipe yang dia pegang.

Menarik

Maksud menarik disini lebih ke menarik dibagian muka (ganteng atau cantik). Pernah dengar, kan, pada tahun 2004 banyak ibu-ibu yang milih SBY karena dia ‘ganteng’?

Ya, wajah ganteng memang membuat seseorang lebih disukai orang lain. Alasannya adalah karena dia lebih dianggap sehat, “subur”, dan kuat sehingga orang lain percaya padanya. Yang jelas, salah satu capres AS (kalau tak salah Ronald Reagan) dianggap menang pemilu karena lawannya tak sudi di make-up saat akan debat di TV nasional, sehingga wajah lawannya itu terlihat berminyak di hadapan seluruh rakyat AS.

“Terlihat” Dewasa

John Edwards tak mendapat dukungan dari rekan-rekannya sesama kader partai Demokrat saat akan maju jadi presiden. Padahal dia tinggi (tepat 1,8 meter) dan ganteng. Alasannya adalah, dia terlihat terlalu baby face. Ternyata, penampilannya yang sangat anak muda tersebut membuat orang percaya kalau sifat-sifat dia masih seperti anak muda (dapat dipercaya, jujur, tapi submisif dan naif).

Ternyata penampilan juga punya andil, ya? Iyalah, mana ada masyarakat yang mau dipimpin oleh orang yang terlihat kayak anak muda yang masih suka hura-hura (walau pun saat ini sudah terjadi, presiden Madagascar baru berusia 34 tahun dan mantan DJ).

Kalau begitu, apakah ketiga faktor ini akan dapat memprediksi hasil pemilu presiden nanti? Coba anda buat sendiri daftar tinggi badan, kegantengan, dan “kedewasaan” capres yang akan maju dan lihat hasilnya. (Dion)

Sumber:

- Social Psychology (11th edition) karya Baron, Byrne, dan Branscombe.

- Artikel di majalah Bobo yang pernah dibaca penulis

- Film dokumenter “Face: Beauty” produksi BBC

- Gambar: SBY (www.e-sailings.com), JK (www.indonesiamatters.com), Megawati (portal.1und1.de), HNW (www.detiknews.com), Prabowo (www.cbc.ca), Wiranto (news.bbc.co.uk), SHB ( www.flickr.com), Sutiyoso (www.tempointeractive.com)

- www.nomoreodor.com

4 komentar

  1. DikaPsiUnpad  

    ralat bung.. bukan nikaragua mungkin...

    tapi presiden berumur 34 tahun yang mantan dj itu di madagaskar, Andry Rajoelina..

    btw, blognya bagus.. :)

  2. Dion Dan Dunia  

    @Dika:
    noted, sir. udah diedit tuh. thanks, ya :)

    btw, emang lo ga pake Baron, Byrne, & Branscombe untuk pegangan psikologi sosial? kan di buku itu ada fakta2 yang gue tulis di atas.

  3. Lie  

    Loh, bukannya Amerika pake sistem pemilu tidak langsung ya? Kan mereka pake sistem Electoral College:

    Elections for President and Vice President of the United States are indirect elections in which voters cast ballots for a slate of electors of the U.S. Electoral College, who in turn directly elect the President and Vice President.

  4. delightin dee  

    nih...sudah terbukti, yang tinggi, ganteng dan dewasa... :)
    salam. blognya sangat membantu.

Posting Komentar

User Tracking Widget

usability studies by userfly

Psi! Goblog

Psikologi Indonesia Goes Blogging

Recent Posts

Recent Comments

Tags

^Lora^ (15) abu ghraib (1) anak (1) analisa (2) analitis (1) asal mula (1) Atheist (1) bahagia (2) bedah film (2) belajar (1) Binatang (1) budaya populer (1) bunuh diri (1) calling (1) career (1) carl rogers (1) cinta (1) Dalai Lama (1) daniel h. pink (1) dewasa (1) ebook (1) edukasi (1) eksistensial (2) eksperimen (3) ekspresi (1) empati (2) erotomania (1) etiologi (1) filosofi (2) Freud (3) ganteng (1) gardner (1) Gay (4) Gender (1) grand indonesia (1) graphologi (1) Green Psychology (1) grimace project (1) hamil (1) happiness (1) heroism (1) hidup (1) homoseksual (4) hubungan romantis (1) identifying (1) indonesia (1) industri dan organisasi (1) insting (1) jerawat (1) job (1) Jung (1) Juno (1) kamar (1) karir (4) Kebahagiaan (3) kelompok (1) Kematian (1) kepahlawanan (1) kepercayaan diri (1) Kepribadian (5) kesetiaan (1) Khrisnamusti (1) kognitif (5) komitmen (1) konformitas (1) Krisis identitas (1) Kung fu Panda (1) listen to yourself (3) lucifer effect (1) makanan (3) meja kerja (1) mind reading (2) Mitos (1) Music dum-dedumtumtum (1) nasionalisme (1) orang tua (1) orgasme (1) otak kanan (1) otak kiri (1) pacaran (1) panggilan (1) Peace (2) pekerjaan (4) pembunuh berantai (1) pemilu (1) pendidikan seks (3) perempuan (1) perkembangan teknologi (1) pheromone (1) Philip Zimbardo (1) poligami (1) Prejudice (1) presiden (1) profil (1) proses (1) Psikoanalisis (4) psikologi (24) psikologi lingkungan (1) psikologi pendidikan (1) psikologi seksual (1) psikologi transpersonal (1) psikopat (4) psikopatologis (3) psikosis (3) psycamp (1) Realita (1) remaja (3) review buku (2) review film (2) revolusi (1) sejarah (1) seks (2) self-help (1) selligman (1) sintesa (1) sintesis (1) Sosial (4) sosiopat (2) spiritual (3) stalking (1) stereotipe (1) steve jobs (1) stres (1) subjective well-being (1) Tao (2) teknologi (1) Tidur siang (1) tinggi (1) Tips (1) totlol (1) tulisan (1) video (1) vygotsky (1) wajah (1) wanita (1)