Psikologi Indonesia Goes Blogging

Blog yang berisi mengenai semua hal yang berkaitan dengan Psikologi ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai Psikologi kepada masyarakat Indonesia dalam bentuk bacaan ringan.

iseng-iseng ikut demo! tapi bukan ama mahasiswa melainkan ama tukang ojek dan temen2 SMA! walhasil, kami mendapat banyak makanan karena meniru orang-orang rendahan yang melakukan penjarahan!
mulai dari tukang ngobat garuk2 bekas-bekas nyipe' gak keruan ampe ke preman terminal..
mulai dari anak mami berseragam SMA, ampe bapak-bapak berseragam SMA (kagak lulus-lulus)
mulai dari timer, tukang parkir, ampe supir angkot,
mulai dari pecundang jalanan masa depan gak jelas ampe satu keluarga lengkap dengan anak-anaknya yang sudah remaja..
sibuk menjarah!

dan semua gue saksikan habis termakan lalapan api Supermarket Yogya di Klender, Jakarta Timur.

Indonesia berdarah!
Indonesia yang biadab!

tapi apalah arti Indonesia pada pikiran segerombolan anak-anak SMA yang kurang kerjaan..??
setau kami sekolah diliburkan..
setau kami jakarta kerusuhan..
setau kami, ada penjarahan..
dan karena sekolah dihentikan pukul 10 WIB, kami punya kesempatan keliling2 jakarta timur melihat kesibukan rakyat..
entah sebuah pesta, entah sebuah perayaan..
entah fenomena kesurupan kolektif, atau sekedar reaksi balik..
buat kami yang kenyang pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) atau PPKN serta Penataran P4,
buat kami yang kenyang pendidikan agama dan rohani sejak SD sampai SMA,
Kejadian itu sama sekali tidak kami lihat dari sudut pandang moral mengenai salah dan benar!

Hampir setahun kemudian gue lulus, namun GAGAL UMPTN!
Masuk salah satu Universitas Swasta di Depok waktu itu hanya formalitas..
sekadar sebuah status supaya dibilang pemuda terdidik..
pemuda terpelajar..
MAHASISWA!
ngerasain yang namanya OSPEK
percayalah ketika gue ngomong bahwa: OSPEK--PSAU disini sama sekali gak manusiawi..
sama sekali gak menunjukkan wajah akademisi, perilaku terdidik..
dan kesan-kesan sains pun berganti dengan warna-warna permabokan, pemalakan dan lain sebagainya.
entah gimana caranya gue survive.
punya muke nyolot ternyata ada gak enaknya juga! heheh..

pelan tapi pasti, gue males ngapa-ngapain!
males kuliah..
gue dah tau seluk beluk perjudian dan permabokan ini kampus dan dah mulai bosen!
3 bulan duduk di bangku kuliah gue cabut!
uang kuliah gak gue bayar, tapi gue gunakan untuk macem-macem yang gak beres..
walau 1/10-nya gue gunakan juga untuk daptar bimbel..
namun itu juga cuman sekedar menghilangkan rasa bersalah dalam hati..
yah sedikit-sedikit gue masih bisa ngerasa sesuatu lah!

gantian gue berada di posisi mereka yang biasa disebut 'wong cilik' itu..
nganggur gak ada kerjaan, jadi timer, tukang parkir dan lain sebagainya!
apapun lah.. yang jelas gue bilang ke rumah bahwa gue kuliah,
dan setelah ketahuan bahwa gue dah gak kuliah, gue bilang bahwa gue bimbel!

bla bla bla... and so on.. and so on..
intinya melalui keberuntungan, entah kenapa gue lulus UMPTN!

gak ding.. gue bo'ong..
gue tau kenapa gue lulus, dan apa penghayatan gue waktu itu..
tapi kalo gue tulis disini, jatoh2nya jadi curhat colongan!


Maksud gue adalah bahwa informasi di atas sudah lebih dari cukup untuk memberikan gambaran bagaimana mahasiswa UI kemudian dipandang dari kacamata gue yang ngalamin keseharian sedemikian rupa dan mempunyai nilai-nilai sedemikian rupa!
semacam stereotype terhadap kutu buku mengenai sekumpulan anak mami berkacamata yang taunya cuman baca, tulis, ujian bagus dan lain sebagainya.
sebuah stereotype yang gue punyain..
gue yang ngerasa kaya udah jagoan!
gue yang ngerasa above anything else!

Psikologi Universitas Indonesia.
for your information, gue tertarik masuk sini gara-gara guru Bimbel gue..
bernama Sintong, guru senior, seorang yang sepertinya bisa memahami jalan pikir gue, jago memotivasi, jago menghibur!
tapi diantara semua yang dia ajarkan kepada gue, dia jago membuat gue diem!
dia jago bikin gue ato mancing gue untuk mikir!
sepertinya bukan gue aja, tapi anak-anak muda lain respek sama dia..
dia jago memperlakukan orang lain, membuat lawan bicaranya merasa dihargai sekaligus mempraktekan wibawa dan kharisma, memberi sinyal bahwa dia juga gak bisa dimacem-macemin..
melalui sebuah proses yang panjang mulai dari sebulan sebelum UMPTN ampe semester satu berakhir, gue masih sering ngobrol dan dinasehatin olehnya.

Awal-awal masuk psiko, berkenalan dengan dosen-dosen.. Hoooaaahhmmm..
kegiatan mabim, gak boleh makan di kantin, outbound..
semua menjemukan kecuali satu..
pengumuman oleh seseorang yang bertampang ramah, berkaca mata..
Diumumkan sebagai Pudek III kita..
Budi Hartono..
harus gue akui dia sangat ramah..
dan dia menyinggung sebuah topik, bahwa fakultas psikologi mempunyai kebiasaan.
satu fakultas diajak kemping, api unggunan, kambing gulingan.

Kemping? kayak apa sih? palingan gitu2 aje! pengen tau gue kaya apa anak-anak psikologi bikin kemping!"
-kata si sotoy dan si so' jago yang mulai bicara sembari dengan sombong mengenang-ngenang pengalaman kemping dan hiking yang pernah dia alamin waktu SMA!


tapi tergiur juga oleh kambingnya sih..
bahkan kambing guling adalah satu-satunya berita baik hari ini!
karena dikemudian hari gue dengar ternyata kempingnya tidak disukai..
banyak gosip bahwa hal itu merupakan ospek terselubung.
banyak senior ngomong hal-hal yang jelek tentang itu..
dan gue menemukan bentuk pertama dari apa yang namanya politik..
golongan anu dan golongan itu..
busuk-busukan..
pembedaan-pembedaan..
motif-motif..
kepentingan..
dan bahkan di kegiatan PJ--acara kebaktian jum'at yang diselenggarakan oleh POSA bagi mahasiswe protestan saat itu (gue berani bilang karena gue ikut!), gue belajar atau disarankan untuk membenci sesuatu, waspada terhadap sesuatu!
bahwa 'kaum kita' diserang..
diremehkan..
diasingkan, dilanggar hak-haknya.

ke-sotoy'an dan sok jago gue berteriak:
"halah.. mau berapa orang ngeroyok gue hayu' dah!"
dan dengan demikian gue diselamatkan oleh dua suara itu dari ancaman sesuatu yang laten! sesuatu yang berbahaya..
dan sepanjang pengetahuan gue, walau banyakan mudarat dari manfaat, pada saat itu gue ditolong oleh ke-sotoy-an dan ke-so' jagoan'yang gue punyai!


walau begitu kita gak pernah dilarang kemping sih..
kita gak pernah ditakut-takutin mengenai ospek terselubung, diprovokasi oleh isu-isu bullying yang akan dilakukan.. di cemarkan oleh isu-isu bahwa itu adalah acara hedon, maksiat dan lain sebagainya.
(kalaupun iya, gue yang waktu itu bahkan mungkin malah tertantang dan ikutan!)

seiring mabim yang aneh dan menjemukan itu, dimulailah kuliah..

Bagus Takwin adalah orang yang pertama kali ngebentak gue..
dia marah luar biasa..
gue gak tau juga mo gimana waktu itu (malu juga diliatin ama satu kelas!)
"yah kau terima sajalah.. minta maap kalo bisa!", teringat saran yang paling sering keluar dari mulut pak sintong.

saat itu song4camp.. sebuah acara unik yang dilakukan untuk menggelar pengumpulan dana PsyCamp!
beneran unik, gue takjub sama cara mereka galang dana dengan ngerangkul konsep tanatos-nya si Sigmund Freud!!

Disitulah gue diamuk untuk kedua kalinya
Alex Sihar'94 nama tuh makhluk..
dia bentak gue waktu gue perform song4camp!
rencananya mencoba mengadaptasi puisi seperti seniman-seniman di kereta api..
gue teriak, "TAPI SEMUANYA TIDAK PERDULI!!"
dia bales teriak, "APAAAAA! MEMANGNYA KNAPA??!"
gue bingung.. (perasaan kalo di kereta gak ada skenario macam gini dah..)
kesel, takut, malu, campur aduk..
sebagai maba tahun 2000, gue hanya siap ngelawan satu dua tahun di atas!
tapi kalo 'senior macan kampus' begitu mah.. mikir-mikir..
takut, terbirit-birit, tunggang langgang..
setelah cabut dan menguasai diri sebentar, dengan berkaca-kaca gue dateng ke Alex dan minta maap!

saat itu, MEMALUKAN!
tapi disini mungkin adalah titik dimana gue berkaca bahwa apa yang gue percayai mengenai apa yang gue bisa tidaklah sekokoh yang gue kira!

(kalo dipikir-pikir lagi, dipermalukan dua kali di depan umum..! bwahahahaha..)

tapi song4camp berjalan dengan lancar..
dana terkumpul..! kuliah berjalan terus.

dua hari kemudian, ketika gue beranjak pulang dengan beberapa teman keluar lapangan parkir gedung A berniat menyeberang, sebuah mobil tiba-tiba ngerem..
supir dan orang2 didalamnya bertanya: 'mo ikut nengokin edpans gak?' (belakangan gue ketahui bahwa mereka adalah kang peot, jambrong, dan mumu--alumni dan senior2 psikologi)
gue nanya, "kemana bang?"
mereka jawab, "Cijalu, Purwakarta"
gue nengok temen2 lain, menitipkan jakun dan barang2 bawaan gue dan berkata "ayok.."
disitulah gue berkenalan dengan panitia PsyCamp
berkenalan dengan gerombolan senior..
berkenalan dengan edpans..
anak-anak cowo psikologi yang kalo versi anak-anak teknik: anak-anak manja..

dan disitulah gue berkenalan dengan PsyCamp..
dengan pergaulannya sama masyarakat dusun..
perhatiannya terhadap petani dan pekebun..
persentuhannya dengan orang-orang sederhana..
interaksinya dengan orang-orang lurus..
orang-orang tanpa pretensi..
orang-orang tanpa kepentingan..
orang-orang yang tulus..
penduduk desa yang ramah..
warga dusun yang santun..
yang taunya kerja, pulang, sholat, cek giliran ronda, istirahat..
makan seadanya..
jarang ngeluh..
dan banyak bersyukur..

ck ck ck..
ternyata ini lah PsyCamp..

dan gue tertegun..

--to be continued

**********************************************************************************
"jangan pernah lupakan bahwa PsyCamp adalah mengenai masyarakat disekitarnya, sama sekali bukan hanya soal kemping!"

-longor.siha


1 komentar

  1. Laura  

    Hehehe.. sori mungkin karena beda cohort gue ga begitu nangkep inti tulisan lo. Tapi seru juga karena ada latar belakang yang panjang, tapi sayangnya kurang detil, jadi mungkin hanya bisa dipahami oleh orang yang cerita2nya disebutkan diatas.

    *penasaran puisi apa yang dibaca dan tentang apa

Posting Komentar

User Tracking Widget

usability studies by userfly

Psi! Goblog

Psikologi Indonesia Goes Blogging

Recent Posts

Recent Comments

Tags

^Lora^ (15) abu ghraib (1) anak (1) analisa (2) analitis (1) asal mula (1) Atheist (1) bahagia (2) bedah film (2) belajar (1) Binatang (1) budaya populer (1) bunuh diri (1) calling (1) career (1) carl rogers (1) cinta (1) Dalai Lama (1) daniel h. pink (1) dewasa (1) ebook (1) edukasi (1) eksistensial (2) eksperimen (3) ekspresi (1) empati (2) erotomania (1) etiologi (1) filosofi (2) Freud (3) ganteng (1) gardner (1) Gay (4) Gender (1) grand indonesia (1) graphologi (1) Green Psychology (1) grimace project (1) hamil (1) happiness (1) heroism (1) hidup (1) homoseksual (4) hubungan romantis (1) identifying (1) indonesia (1) industri dan organisasi (1) insting (1) jerawat (1) job (1) Jung (1) Juno (1) kamar (1) karir (4) Kebahagiaan (3) kelompok (1) Kematian (1) kepahlawanan (1) kepercayaan diri (1) Kepribadian (5) kesetiaan (1) Khrisnamusti (1) kognitif (5) komitmen (1) konformitas (1) Krisis identitas (1) Kung fu Panda (1) listen to yourself (3) lucifer effect (1) makanan (3) meja kerja (1) mind reading (2) Mitos (1) Music dum-dedumtumtum (1) nasionalisme (1) orang tua (1) orgasme (1) otak kanan (1) otak kiri (1) pacaran (1) panggilan (1) Peace (2) pekerjaan (4) pembunuh berantai (1) pemilu (1) pendidikan seks (3) perempuan (1) perkembangan teknologi (1) pheromone (1) Philip Zimbardo (1) poligami (1) Prejudice (1) presiden (1) profil (1) proses (1) Psikoanalisis (4) psikologi (24) psikologi lingkungan (1) psikologi pendidikan (1) psikologi seksual (1) psikologi transpersonal (1) psikopat (4) psikopatologis (3) psikosis (3) psycamp (1) Realita (1) remaja (3) review buku (2) review film (2) revolusi (1) sejarah (1) seks (2) self-help (1) selligman (1) sintesa (1) sintesis (1) Sosial (4) sosiopat (2) spiritual (3) stalking (1) stereotipe (1) steve jobs (1) stres (1) subjective well-being (1) Tao (2) teknologi (1) Tidur siang (1) tinggi (1) Tips (1) totlol (1) tulisan (1) video (1) vygotsky (1) wajah (1) wanita (1)