Psikologi Indonesia Goes Blogging

Blog yang berisi mengenai semua hal yang berkaitan dengan Psikologi ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai Psikologi kepada masyarakat Indonesia dalam bentuk bacaan ringan.


Saat saya menonton film Kung-fu Panda, terbersitlah sebuah pemikiran: “film ini tidak saintifik.”


Tidak, saya tidak menyerang kemampuan Po yang bisa melompat tiga meter demi mencuri kue almond milik Monkey. Bahkan, hal semacam ini mungkin saja terjadi jika seseorang memiliki motivasi yang tepat (saya punya teman yang pernah melompati pagar setinggi lebih dari dua meter karena dikejar anjing). Saya tidak menyerang kejadian dimana Po tidak mati karena terjatuh dari tangga istana yang jumlahnya amat banyak. Saya pernah memiliki badan yang sangat gendut, dan percayalah, lemak adalah penahan benturan yang sangat baik. Saya tidak menyerang adegan-adegan saat Po dengan lincah memperlihatkan kemampuan Kung-fu-nya dengan lincah karena saya pernah menonton adegan-adegan kung-fu yang diperlihatkan Sammo Hung.


Yang tak dapat saya percaya adalah… Po memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi.

Ini penjelasan saya. Po adalah tokoh yang banyak makan, dia harusnya memiliki kepercayaan diri yang rendah. Studi dari American Academy of Dermatology menunjukkan bahwa gula dan tepung terigu (yang banyak dimakan Po dalam bentuk mie dan dumplings) meningkatkan kadar insulin dalam tubuh. Insulin lalu membuat tubuh memproduksi berbagai macam hormon, salah satunya adalah hormon di wajah yang memproduksi minyak dan sel-sel yang berfungsi untuk membuat wajah tetap lembut dan sehat.


Jika kadar insulin dalam tubuh berlebihan, hormon di wajah tersebut juga diproduksi secara berlebihan, sehingga minyak dan sel pada wajah yang diproduksi juga berlebihan. Hal ini menyebabkan pori-pori wajah tersumbat dan menghasilkan tempat yang tepat bagi bakteri untuk berkembang. Sistem imun tubuh lalu menyerang bakteri ini dengan efek samping bagian wajah tersebut jadi membengkak dan memerah. Kita mengenalnya dengan sebutan jerawat.


Jika Po banyak makan, harusnya dia memiliki banyak jerawat. Jika dia punya banyak jerawat, dia akan memiliki krisis kepercayaan diri. Jika dia memiliki krisis kepercayaan diri, dia akan makan lebih banyak karena dia makan saat dia sedang gundah. Jika dia makan lebih banyak, dia akan memiliki lebih banyak jerawat, sehingga kepercayaan dirinya akan makin jatuh (lingkaran setan makan-berjerawat-makin banyak makan-makin banyak jerawat ini juga dirasakan oleh banyak orang di dunia nyata).


Jadi harusnya Po punya rasa percaya diri yang rendah! Film Kung-fu Panda tidak saintifik! Hehehe…

3 komentar

  1. Anonim  

    Saya rasa anda terlalu menggeneralisasi, soalnya hasil penelitian itu belum diuji secara lintas-spesies pada populasi panda... :P

  2. Dion Dan Dunia  

    Bener, bener, hehe…

    My bad. Thanks, Catshade, huahahhaa…

  3. Anonim  

    apakah anda pernah mengalaminya langsung?apakah ini termasuk pengalaman anda?(banyak makan-banyak jerawat-kurang percaya diri).
    saya rasa tidak semua orang berjerawat memiliki rasa percaya diri yang rendah. apakah ada data yang pasti dan universal tentang hal ini?
    saya pikir anda orang yang lebih menyukai data dan fakta, bukan???

Posting Komentar

User Tracking Widget

usability studies by userfly

Psi! Goblog

Psikologi Indonesia Goes Blogging

Recent Posts

Recent Comments

Tags

^Lora^ (15) abu ghraib (1) anak (1) analisa (2) analitis (1) asal mula (1) Atheist (1) bahagia (2) bedah film (2) belajar (1) Binatang (1) budaya populer (1) bunuh diri (1) calling (1) career (1) carl rogers (1) cinta (1) Dalai Lama (1) daniel h. pink (1) dewasa (1) ebook (1) edukasi (1) eksistensial (2) eksperimen (3) ekspresi (1) empati (2) erotomania (1) etiologi (1) filosofi (2) Freud (3) ganteng (1) gardner (1) Gay (4) Gender (1) grand indonesia (1) graphologi (1) Green Psychology (1) grimace project (1) hamil (1) happiness (1) heroism (1) hidup (1) homoseksual (4) hubungan romantis (1) identifying (1) indonesia (1) industri dan organisasi (1) insting (1) jerawat (1) job (1) Jung (1) Juno (1) kamar (1) karir (4) Kebahagiaan (3) kelompok (1) Kematian (1) kepahlawanan (1) kepercayaan diri (1) Kepribadian (5) kesetiaan (1) Khrisnamusti (1) kognitif (5) komitmen (1) konformitas (1) Krisis identitas (1) Kung fu Panda (1) listen to yourself (3) lucifer effect (1) makanan (3) meja kerja (1) mind reading (2) Mitos (1) Music dum-dedumtumtum (1) nasionalisme (1) orang tua (1) orgasme (1) otak kanan (1) otak kiri (1) pacaran (1) panggilan (1) Peace (2) pekerjaan (4) pembunuh berantai (1) pemilu (1) pendidikan seks (3) perempuan (1) perkembangan teknologi (1) pheromone (1) Philip Zimbardo (1) poligami (1) Prejudice (1) presiden (1) profil (1) proses (1) Psikoanalisis (4) psikologi (24) psikologi lingkungan (1) psikologi pendidikan (1) psikologi seksual (1) psikologi transpersonal (1) psikopat (4) psikopatologis (3) psikosis (3) psycamp (1) Realita (1) remaja (3) review buku (2) review film (2) revolusi (1) sejarah (1) seks (2) self-help (1) selligman (1) sintesa (1) sintesis (1) Sosial (4) sosiopat (2) spiritual (3) stalking (1) stereotipe (1) steve jobs (1) stres (1) subjective well-being (1) Tao (2) teknologi (1) Tidur siang (1) tinggi (1) Tips (1) totlol (1) tulisan (1) video (1) vygotsky (1) wajah (1) wanita (1)