Psikologi Indonesia Goes Blogging

Blog yang berisi mengenai semua hal yang berkaitan dengan Psikologi ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai Psikologi kepada masyarakat Indonesia dalam bentuk bacaan ringan.

Semenjak menemukan fakta bahwa mie instan bisa membuat ‘goblok’ (dengan rata-rata konsumsi mie instan saya 3-4 kali seminggu dengan kebiasaan menghabiskan 2 bungkus sekali makan; karena 1 bungkus mie instan dapat dihabiskan dengan 3-4 kali mendekatkan garpu ke piring), saya menjadi orang yang cukup memperhatikan makanan yang masuk ke dalam mulut saya. Dari awalnya didorong oleh paranoia, kebiasaan memperhatikan kandungan makanan yang saya konsumsi menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Karena saya jadi benar-benar dapat merasakan manfaat dari segala nutrisi yang ada di dalam makanan yang saya makan –tentu dengan sedikit bantuan sugesti, wishful thinking dan self-fulfilling prophecy. Saya dapat berbicara panjang lebar tentang makanan; yang membuat date saya selalu berantakan kalau saya mengajak seorang perempuan ke tempat makan. Tapi, karena forum ini adalah tempat yang tepat, mungkin apa yang akan saya jabarkan tidak akan berakhir pada kebosanan pihak yang saya ‘ceramahi’ (anda), tetapi dapat menjadi masukan informasi yang penting. Ini adalah beberapa hasil temuan saya mengenai manfaat dari beberapa jenis makanan.

Es krim dapat menimbulkan perasaan tentram (comfort). Ini adalah temuan Brian Wansink Ph.D., peneliti ilmu marketing dari Illinois University. Temuan ini tidak memiliki dasar biologis. Melalui penelitian pada 1605 pria dan wanita di AS, es krim adalah jawaban yang paling banyak keluar dari pertanyaan “makanan apa yang menurut anda memberikan perasaan nyaman/tentram pada diri anda?”. Wansink menyatakan bahwa perasaan tersebut timbul karena es krim membangkitkan kembali kenangan seseorang tentang masa kecilnya (ingat adegan kalahnya kekejaman Anton Ego di film Ratatouille?). Wansink juga menyatakan bahwa makanan juga berhubungan dengan kepribadian seseorang. Maka, pria lebih suka makan, misalnya, steak karena makanan yang bentuknya daging yang untuk memakannya perlu dicacah-cacah tersebut berkaitan dengan gambaran tradisional mengenai ke-macho-an. Sedangkan wanita lebih suka makanan yang lembut dan manis (contoh, --what else?— coklat) karena mereka mengidentifikasikan kelembutan dan kemanisan dengan diri mereka (yang mana sama sekali bukanlah tidak tepat). Jadi, walau tak ada dasar biologisnya, pengetahuan ini boleh, lah dipakai dalam strategi date anda (ajak pasangan anda untuk makan makanan yang sesuai dengan kepribadiannya untuk menyenangkannya), hehe...

Berpaling ke penelitian yang “memiliki dasar biologis”, saat ini telah ditemukan bahwa blueberry memiliki banyak manfaat, diantaranya mencegah kanker dan penyakit jantung. Kuncinya terdapat dalam kandungan yang bernama phytonutrients, zat yang memberi warna gelap pada blueberry. Pada blueberry, phytonutrients yang terkandung bernama anthocyanin yang berperan sebagai anti-oksidan. Proses penuaan, polusi dan kegiatan kita sehari-hari membuat menumpuknya oksidan (radikal bebas yang akan menempel dengan sel dan merusak membran serta materi genetis sel) dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker atau penyakit lain yang berhubungan dengan ketuaan. Phytonutrient mencegah hal ini dengan cara mengorbankan diri sehingga oksidan tidak menempel pada sel, tapi pada dirinya yang kemudian akan ikut terbuang bersama kotoran tubuh; sehingga kanker dan penyakit yang berhubungan dengan ketuaan dapat dicegah. Oksidan juga dapat menyerang sel syaraf dan anti oksidan phytonutrient anthocyanin juga mengatasi masalah ini.

Manfaat lain blueberry adalah meningkatkan kapasitas ingatan jangka pendek (short term memory yang kita perlukan untuk memastikan hafalan tetap ada di otak sembari menunggu dimasukkan ke gudang ingatan yang lebih permanen), kemampuan mempelajari ruang (spatial learning yang anda butuhkan saat menghafal jalan), serta meningkatkan kemampuan motorik. Belum selesai sampai di situ, blueberry juga mengandung unsur kimia mangan yang merupakan anti peradangan. Bebas radang juga menyebabkan lancarnya aliran darah, yang akan menjaga asupan energi untuk fungsi mental (mengingat, memecahkan masalah dan lain-lain), menjaga mood tetap senang serta mencegah pengerasan dinding arteri (sehingga mencegah penyakit jantung). Berkaitan dengan penyakit jantung, buah blueberry juga menjaga zat nitrit oksida yang membuat dinding arteri tetap relax (dimana kondisi ini juga mencegah penyakit jantung).

Temuan mengenai manfaat blueberry ini dipersembahkan oleh James Joseph dari Tufts University dan Dorothea J. Klimis dari Maine University, keduanya ilmuan nutrisi. Sebenarnya, penelitian ini memiliki obyek selain blueberry, yaitu buah-buahan dan sayuran lain. Tapi, kadar anti oksidan blueberry memang paling tinggi. Sehingga, jika anda tidak dapat menemukan blueberry, anda bisa mendapatkan manfaat anti oksidan dari buah dan sayur lain. Sedikit informasi tambahan, blueberry yang kecil dan tumbuh liar rupanya lebih baik daripada blueberry yang besar-besar (yang sengaja ditanam) karena kadar nutrisinya lebih padat. Memang ditemukan bahwa buah yang kecil sebenarnya mengandung lebih banyak kadar nutrisi. Karena, buah berbentuk kecil karena telah melewati kehidupan yang sulit, sehingga ia memasok lebih banyak nutrisi agar keselamatannya lebih terjamin (kandungan nutrisi yang lebih banyak karena kondisi hidup yang penuh stress juga ditemukan dalam banyak buah –sehingga besar belum berarti baik—dan tanaman lain –misal, teh hijau dan coklat hitam lebih baik daripada teh dan coklat biasa yang hidupnya “senang”).

Gandum whole grain, brokoli, kacang, tiram, bayam dan makanan yang kaya magnesium lain menurunkan tekanan darah sehingga mencegah stroke, khususnya pada perokok.

Kentang, roti dan makanan berkarbohidrat tapi rendah lemak lain (nasi, jagung, singkong dan lain-lain) adalah kunci agar belajar anda dapat optimal. Rahasianya terdapat pada glukosa yang dikandung bahan-bahan makanan pokok di atas. Glukosa adalah bahan bakar dari otak, dan ditemukan bahwa kegiatan belajar menurunkan kadar glukosa di otak. Dengan mengasup kembali otak yang kurang bahan bakar, kita akan dapat kembali belajar dengan optimal (kekurangan glukosa menyebabkan turunnya kemampuan otak dalam mengingat materi pelajaran serta membuat perhatian kita mudah terpecah). Sedikit tambahan, jika anda dapat memilih diantara makanan pokok diatas, ada baiknya anda memilih kentang, karena penelitian terakhir menemukan bahwa kentang juga mengandung vitamin C, vitamin B6, vitamin B9 dan anti-oksidan asam folic.

Paul Gold Ph.D. dan Donna Korol Ph.D. dari Bringhamton University dan Carol Manning Ph.D. dari University of Virginia adalah mereka yang menyumbangkan pengetahuan di atas. Tapi, sampai saat ini dosis glukosa yang tepat belum ditemukan, karena glukosa yang terlalu banyak justru mengurangi kerja otak. Sehingga, kalau makan, jangan berlebihan! Hal ini juga mematahkan pendapat bahwa coklat baik untuk meningkatkan kemampuan belajar. Secara prinsip sudah tepat, tetapi dosis glukosa dalam coklat yang terlalu banyak, seperti yang telah disebutkan, akan menghambat kerja otak (ditambah kandungan lemak dalam coklat ikut menghambat kerja glukosa).

Selain itu, ada berita buruk lain bagi coklat. Setelah fungsinya untuk menambah ketahanan belajar dipatahkan, fungsi coklat untuk menyehatkan pembuluh darah (sehingga aliran darah menjadi lancar sehingga menyehatkan jantung) juga mulai diserang. Pasalnya, kandungan lemak, gula dan kalori yang terdapat di dalam coklat juga ternyata tidak baik untuk kesehatan. Selain itu, zat yang menyehatkan pembuluh darah tersebut (flavanoid) ternyata hanya ditemukan di coklat hitam. Coklat putih dan coklat susu (milk chocolate) ternyata tidak mengandung flavanoid. Sedihnya lagi, bahkan dalam pembuatan coklat hitam, flavanoid sering kali hilang terbuang atau sengaja dibuang oleh produsen karena rasanya pahit (atau yang lebih jahat lagi, ternyata ada coklat hitam palsu yang sebenarnya adalah coklat biasa yang dengan proses pemasakan dibuat sehingga warnanya lebih hitam). Tapi, kembali ke temuan pertama dari tulisan ini, kalau anda memberikan coklat untuk menyenangkan wanita pujaan anda –karena coklat sesuai dengan kepribadian wanita—, maka strategi tersebut sah-sah saja, hahaha... (Dion)

0 komentar

Posting Komentar

User Tracking Widget

usability studies by userfly

Psi! Goblog

Psikologi Indonesia Goes Blogging

Recent Posts

Recent Comments

Tags

^Lora^ (15) abu ghraib (1) anak (1) analisa (2) analitis (1) asal mula (1) Atheist (1) bahagia (2) bedah film (2) belajar (1) Binatang (1) budaya populer (1) bunuh diri (1) calling (1) career (1) carl rogers (1) cinta (1) Dalai Lama (1) daniel h. pink (1) dewasa (1) ebook (1) edukasi (1) eksistensial (2) eksperimen (3) ekspresi (1) empati (2) erotomania (1) etiologi (1) filosofi (2) Freud (3) ganteng (1) gardner (1) Gay (4) Gender (1) grand indonesia (1) graphologi (1) Green Psychology (1) grimace project (1) hamil (1) happiness (1) heroism (1) hidup (1) homoseksual (4) hubungan romantis (1) identifying (1) indonesia (1) industri dan organisasi (1) insting (1) jerawat (1) job (1) Jung (1) Juno (1) kamar (1) karir (4) Kebahagiaan (3) kelompok (1) Kematian (1) kepahlawanan (1) kepercayaan diri (1) Kepribadian (5) kesetiaan (1) Khrisnamusti (1) kognitif (5) komitmen (1) konformitas (1) Krisis identitas (1) Kung fu Panda (1) listen to yourself (3) lucifer effect (1) makanan (3) meja kerja (1) mind reading (2) Mitos (1) Music dum-dedumtumtum (1) nasionalisme (1) orang tua (1) orgasme (1) otak kanan (1) otak kiri (1) pacaran (1) panggilan (1) Peace (2) pekerjaan (4) pembunuh berantai (1) pemilu (1) pendidikan seks (3) perempuan (1) perkembangan teknologi (1) pheromone (1) Philip Zimbardo (1) poligami (1) Prejudice (1) presiden (1) profil (1) proses (1) Psikoanalisis (4) psikologi (24) psikologi lingkungan (1) psikologi pendidikan (1) psikologi seksual (1) psikologi transpersonal (1) psikopat (4) psikopatologis (3) psikosis (3) psycamp (1) Realita (1) remaja (3) review buku (2) review film (2) revolusi (1) sejarah (1) seks (2) self-help (1) selligman (1) sintesa (1) sintesis (1) Sosial (4) sosiopat (2) spiritual (3) stalking (1) stereotipe (1) steve jobs (1) stres (1) subjective well-being (1) Tao (2) teknologi (1) Tidur siang (1) tinggi (1) Tips (1) totlol (1) tulisan (1) video (1) vygotsky (1) wajah (1) wanita (1)